Gambar Sampul Bahasa Indonesia · g_Bab 7 Disiplin
Bahasa Indonesia · g_Bab 7 Disiplin
Sunardi

24/08/2021 11:54:20

SMA 11 KTSP

Lihat Katalog Lainnya
Halaman

Tantangan nasional yang kita hadapi cukup banyak. Salah satu di antaranya

adalah membangun pemerintahan yang baik (

good governance

). Hal ini mustahil

tanpa kerja sama yang transparan, sinergis, dan partisitif antara pemerintah,

dunia usaha, dan masyarakat. Tidak ada langkah lain yang kita ayunkan kecuali

menegakkan disiplin. Demikian kira-kira kata petinggi negara ini. Namun, kita

tidak mempermasalahkannya. Kita hanya menjadikannya sebagai tema pelajaran.

Dengan tema itu kita belajar memahami informasi mengenai kedisplinan dalam

forum diskusi, melaporkan hasil penelitian, menemukan isi artikel,

meringkasannya. Di bidang kebahasaan kita belajar mengidentifikasi kata

berimbuhan yang digunakan dalam artikel , sedangkan di bidang sastra kita

akan bermain drama, menganalisis pementasan, serta membuat resensinya.

Mudah-mudahan berhasil.

Pelajaran 7

Disiplin, Masih

Wacanakah?

Sumber:

Ensiklopedi Umum untuk Pelajar

Kemampuan Berbahasa

Piawai Berbahasa Cakap Bersastra Indonesia SMA/MA Kelas XI (Program Bahasa)

86

A. Mendengarkan

Tujuan Pembelajaran:

Anda diharapkan dapat merangkum informasi dari berbagai sumber

dalam suatu diskusi.

Mendengarkan Diskusi

Dalam era globalisasi, diskusi sering dilakukan oleh lembaga pendidikan, lembaga

penelitian, dan stasiun TV. Dalam diskusi yang ditayangkan langsung oleh TV, penonton

sering diajak berpartisipasi dalam pembicaraan dari rumah masing-masing. Anda tentu dapat

mengaksesnya, bukan?

Diskusi biasanya dilakukan oleh sejumlah orang di bawah pimpinan seorang moderator,

pemimpin diskusi, ketua sidang, atau pimpinan sidang. Dalam menjalankan tugasnya, seorang

moderator biasanya didampingi satu atau dua orang penulis.

Jauh sebelum diskusi dimulai, peserta diskusi biasanya sudah menyiapkan diri untuk

berdiskusi. Mereka sudah menyiapkan materi yang akan disampaikan dalam forum. Persiapan

mereka biasanya diwujudkan dalam bentuk makalah. Walaupun topiknya sama, pendapat

mereka belum tentu sama, bahkan mungkin bertentangan. Itu tidak masalah, tetapi justru

akan menghidupkan suasana dalam diskusi.

Pada saat diskusi dilakukan, semua pelaku diskusi adalah pembicara sekaligus pendengar

yang baik. Mereka harus mendengarkan uraian pembicara lain, menangkap setiap gagasan

yang disampaikan, mempertimbangkan dan menyimpulkannya secara terbuka, jujur, objektif,

dan biasanya tidak berburuk sangka. Kalau terjadi perbedaan atau bahkan pertentangan yang

tajam, peran moderator sangat diperlukan.

Sebelum diskusi ditutup, biasanya moderator menyampaikan rangkuman seluruh isi

pembicaraan.

Tips untuk Pemimpin Diskusi

– tahu aturan main dalam hal memberikan kesempatan berbicara kepada peserta,

menjaga waktu, dan merumuskan kesimpulan

– bersikap ramah, sabar, jujur, berlaku adil

– menghargai setiap pendapat yang dikemukakan pembicara

Uji Kompetensi 7.1

1. Uraian berikut, mestinya disajikan secara lisan, disampaikan oleh dua orang pelaku diskusi.

Tentukanlah informasi penting yang didapat dari uraian masing-masing!

Pernah saya diundang menghadiri rapat OSIS. Saya datang kira-kira 10 menit sebelum

acara seharusnya dimulai. Namun, apa yang terjadi? Panitia belum lengkap dan belum

siap. Tamu undangan pun baru satu dua. Lima belas menit setelah waktu yang ditentukan,

panitia masih sibuk mengatur ini itu. Saya harap-harap cemas mengenai jadi tidaknya

Disiplin, Masih Wacanakah?

87

rapat. Kira-kira satu jam kemudian pihak penyelenggara mengumumkan bahwa rapat akan

segera dimulai. Untunglah, rapat jadi diselenggarakan walaupun tertunda lebih dari dua

jam. Semuanya tampak biasa-biasa saja. Tidak ada yang dirasakan aneh. Waktu saya

tanyakan, “biasa” jawabnya ringan.

2. Berikut disajikan dialog tiga orang siswa SMA mengenai kedisiplinan di sekolah mereka.

Bagaimanakah pendapat mereka, rangkumlah dalam dua tiga kalimat saja!

Betty

: Kedisiplinan di sekolah kita masih kurang. Baik siswa maupun guru banyak

yang tidak displin. Banyak siswa yang datang terlambat. Guru pun demikian.

Nuryati

: Dulu siswa yang melakukan pelanggaran diberi sanksi. Sekecil apa pun

pelanggaran yang dilakukan, ia pasti kena sanksi. Tetapi, kini agaknya

peraturan tinggallah peraturan, pelanggaran jalan terus. Bahkan frekuensi dan

kualitasnya meningkat.

Diah

: M

enurut pendapat saya, kedisiplinan di sekolah ini sudah bagus. Jika

dibandingkan sekolah lain, sekolah ini disiplin. Walaupun begitu, saya tidak

mengatakan bahwa kedisiplinan sekolah ini tidak dapat ditingkatkan.

B. Berbicara

Tujuan Pembelajaran:

Anda diharapkan dapat melaporkan hasil penelitian secara lisan.

Melaporkan Hasil Penelitian

Dewasa ini banyak penelitian dilakukan orang. Pelakunya banyak dan beragam. Jenis,

tujuan, objek, dan metodenya pun beragam. Tidak harus dilakukan di laboratorium, di dalam

kelas, bahkan di mana pun penelitian dapat dilakukan.

Nah, pada pelajaran ini kita akan belajar melakukan penelitian. Untuk itu, Anda harus

merancang sebuah penelitian sederhana dengan menentukan tujuan, objek, waktu dan tempat

penelitian dilakukan, metode, alat, bahan, dan hasil penelitiannya.

Uji Kompetensi 7.2

1. Lakukan sebuah penelitian sederhana mengenai ketertiban di kelas Anda masing-masing!

Untuk mempermudah kegiatan ini, gunakan rambu-rambu berikut!

a. Bagilah kelas Anda menjadi empat atau lima kelompok!

b. Tetapkan tujuan Anda melakukan penelitian, objek penelitian (seperti ketertiban datang

ke sekolah, ketertiban mengikuti pelajaran, ketertiban berpakaian, dan ketertiban

mematuhi tata tertib sekolah), kapan dan di mana penelitian Anda lakukan, bagaimana

Anda melakukan penelitian, apa yang Anda peroleh dari penelitian tersebut!

c. Anda dapat menggunakan format laporan penelitian sebagai berikut! Anda boleh

menambah, menguranginya, atau mengubah formatnya.

Piawai Berbahasa Cakap Bersastra Indonesia SMA/MA Kelas XI (Program Bahasa)

88

2. Tetapkan salah seorang di antara kelompok Anda sebagai wakil kelompok untuk melaporkan

hasil penelitian Anda secara lisan di depan kelas!

C. Membaca

Tujuan Pembelajaran:

Anda diharapkan dapat menentukan isi atau inti sari berbagai ragam

bacaan dengan membaca cepat.

Membaca Cepat

Dewasa ini hampir semua informasi dari buku, majalah, koran, internet, dan dokumen

disajikan dalam bentuk teks. Untuk mengetahui isinya, orang harus membaca. Bagaimana

cara memahami isi sejumlah buku dalam waktu singkat? Bagaimana mencari nomor telepon

dari buku petunjuk telepon, mencari kata dalam kamus, mencari angka-angka statistik, mencari

acara siaran radio/TV, dan mencari jadwal perjalanan (kereta api, bus, kapal, kapal terbang)?

Hal itu hanya dapat dilakukan dengan membaca cepat.

Kecepatan baca seseorang biasanya dipengaruhi oleh tingkat pendidikan dan jabatan

yang disandangnya. Walaupun begitu sifatnya fleksibel. Artinya lambat atau cepat tergantung

pada tujuannya.

Tips Membaca Cepat

1. Bacalah dalam hati saja, jangan menggerakkan bibir, jangan bersuara betapa pun

lirihnya!

2. Biasakan membaca kelompok kata, bukan kata demi kata.

3. Jangan mengulang kata atau kalimat yang telah dibaca. Jika ada kata yang belum

diketahui artinya, lewati saja, nanti arti kata itu akan muncul dengan sendirinya.

4. Kalau terpaksa berhenti sejenak, berhentilah pada akhir bab.

5. Carilah kata kunci yang menandai adanya gagasan utama.

6. Abaikan kata tugas yang sering ditemukan.

7. Jika teks ditulis dalam kolom kecil, seperti di koran, gerakkan mata dari atas ke

bawah, bukan dari kiri ke kanan.

Disiplin, Masih Wacanakah?

89

Uji Kompetensi 7.3

1. Bacalah artikel berikut dengan cepat!

Disiplin, Masih Wacana?

Oleh Taufiq Effendi

ï

Masalah nasional yang kita hadapi dewasa ini cukup banyak. Salah satu di

antaranya adalah membangun tata pemerintahan yang baik (

good governance

).

Sebagai paradigma baru dalam pembangunan,

good governance

menghendaki

adanya hubungan dan kerja sama yang erat antara pemerintah, dunia usaha, dan

masyarakat. Ketiganya bisa terhubung dalam kemitraan yang sinergis apabila ada

partisipasi, transparansi, dan rasa saling percaya. Kecuali itu, yang tidak kalah

pentingnya adalah adanya aturan yang jelas dan dipatuhi. Taat pada aturanlah yang

menjadi perekat dari

good governance.

Namun, melihat kondisi yang dihadapi,

pekerjaan ini berat, sulit, dan kompleks. Lantas, bagaimana kita melangkah?

Tidak ada langkah lain yang kita ayunkan kecuali menegakkan disiplin. Orang,

institusi, lembaga, aparatur negara, dunia usaha, dan masyarakat harus patuh pada

semua aturan dalam kehidupan berbangsa dan bernegara.

Di Indonesia disiplin baru ramai dibicarakan, sebatas wacana, sedangkan di

banyak negara lain, seperti Amerika Serikat, Singapura, Jepang, dan negara-negara

maju lainnya, disiplin sudah dilaksanakan dalam kehidupan nyata dan bahkan sudah

membudaya. Singkatnya disiplin sudah menjadi napas kehidupan. Keharusan antre,

misanya, bagi mereka sudah biasa. Sebaliknya, bagi kita hal itu masih langka.

Sekarang sudah tiba sudah saatnya kita harus melaksanakan disiplin. Mulai

dari diri kita sendiri, selanjutnya dalam skala keluarga, masyarakat, dan dalam

skala negara. Di sini peran keluarga sesungguhnya menjadi sangat penting sebagai

tempat pendidikan dan penempaan disiplin tahap awal.

Masalah disiplin erat kaitannya dengan ketakwaan kita kepada Tuhan. Disiplin

merupakan bentuk kesadaran bahwa Tuhan selalu hadir dalam hidup kita, akan

memengaruhi, serta membimbing perilaku kita ke arah yang lebih baik. Sebagai

umat beragama orang Indonesia telah mendapat ajaran untuk selalu patuh dan

tunduk menjalankan ajaran agamanya masing-masing. Ini merupakan bekal pertama

dan utama dalam upaya pembentukan disiplin. Pekerjaan kita sekarang adalah

mengupayakan bagaimana agar modal disiplin yang sudah kita miliki ini dapat

diterapkan dalam kehidupan sehari-hari. Kuncinya terletak pada

reward

dan

punish-

ment

sebagaimana agama mencontohkan kepada kita. Konsep ini merupakan

langkah awal yang tidak dapat ditawar-tawar lagi dalam rangka pembentukan karakter.

Kita berharap dan berusaha agar disiplin membudaya dalam masyarakat kita

dalam waktu yang tidak terlalu lama. Berbekal disiplin pribadi, maka dalam kehidupan

keluarga, masyarakat, dan negara akan lebih mudah dicapai. Dengan demikian,

kehidupan bersama akan menjadi tertib dan teratur.

Piawai Berbahasa Cakap Bersastra Indonesia SMA/MA Kelas XI (Program Bahasa)

90

Penegakan disiplin harus dibarengi kemauan kuat. Tantangan pertama adalah

kebiasaan suka mengambil jalan pintas demi tercapainya suatu tujuan. Sikap dan

perilaku ini masih marak dalam banyak kegiatan masyarakat dan negara. Untuk

mencapai tujuannya, orang tak segan-segan melanggar aturan atau etika pergaulan.

Korupsi, kolusi, dan nepotisme merupakan buah dari mental suka ambil jalan pintas.

Kedua, masih tebalnya sikap hidup ambivalen, tiadanya satu kata dan perbuatan.

Kebenaran dan kebaikan masih sebatas kata, belum dalam perbuatan nyata. Aturan

sudah bagus, tetapi tidak dilaksanakan. Tegasnya, masih ada jarak antara kata

dan perbuatan. Mestinya keduanya seperti kulit dan daging yang tak terpisahkan.

Dalam upaya menegakkan disiplin, dukungan sistem pengelolaan negara yang tepat

merupakan keniscayaan. Walaupun pribadi orangnya sudah disiplin, kalau dia hidup

dalam sistem kehidupan yang kacau, bukan tidak mungkin disiplin pribadi mereka

jadi luntur. Begitu pula dalam kehidupan bernegara. Pegawainya baik, tetapi kalau

kerjanya mengikuti aturan yang lkeliru, maka engelolaann pemerintahan akan

berantakan. Karenanya semua kebijakan publik yang berupa pelbagai aturan

pengelolaan negara harus tepat dan berdaya guna.

Republika

, 7 Februari 2005

2. Jawablah pertanyaan-pertanyaan berikut berdasarkan artikel di atas!

a. Persyaratan apa sajakah yang harus dipenuhi bagi pembangunan tata pemerintahan

yang baik?

b. Di negara mana sajakah disiplin sudah membudaya?

c. Siapa sajakah yang harus disiplin dalam tata pemerintahan yang baik?

d. Dalam hal menanamkan kedisiplinan, peran keluarga menjadi sangat penting. Mengapa?

e. Bagaimanakah alur penanaman kedisiplinan yang dikemukakan oleh penulis?

f. Mengapa disiplin dikait-kaitkan dengan ketakwaan terhadap Tuhan?

g. Dalam menegakkan kedisiplinan bukannya tidak menghadapi kendala. Kendala apa

sajakah itu?

h. Bagaimanakah cara menanamkan kedisiplinan pada instansi dan institusi negara

menurut teks tersebut?

D. Menulis

Tujuan Pembelajaran:

Anda diharapkan dapat menyusun ringkasan isi artikel yang dimuat

dalam media massa.

Menyusun ringkasan artikel

Ringkasan merupakan paparan ulang gagasan utama yang terdapat dalam tulisan.

Ringkasan tidak boleh tercampur komentar atau pendapat. Dalam menyusun ringkasan, urutan,

isi, dan sudut pandang penulis asli dipertahankan. Begitu pula proporsinya.

Disiplin, Masih Wacanakah?

91

Artikel merupakan karya tulis lengkap yang dimuat dalam surat kabar atau majalah.

Artikel umumnya terjadi dari beberapa paragraf. Setiap paragraf lazimnya memuat satu pikiran

atau gagasan utama. Bagaimana cara menentukan pikiran utama, masih ingat, bukan? Kalau

pikiran atau gagasan utama setiap paragraf ditemukan, jalan untuk menyusun ringkasan

menjadi lebih mulus.

Uji Kompetensi 7.4

1. Ringkaslah penggalan artikel-artikel berikut dengan singkat, padat, tetapi jelas!

a. Mengenai disiplin nasional, yaitu bagaimana orang melaksanakan peran masing-masing

secara teratur sesuai dengan peraturan, adat, kebiasaan, pedoman pergaulan sosial,

sopan santun, dan sebagainya berbagai-bagailah orang memandang dan

mengamalkannya.

b. Penegakan disiplin harus dibarengi oleh kemauan yang kuat. Tantangan pertama

penegakan disiplin adalah kebiasaan suka menerabas atau mencari jalan pintas demi

tercapainya sebuah tujuan. Sikap dan perilaku tercela ini masih marak di banyak kegiatan

masyarakat dan negara. Untuk mencapai tujuannya orang tidak segan-segan melanggar

aturan negara atau etika pergaulan hidup. Korupsi, kolusi, dan nepotisme merupakan

buah dari mental suka menerabas.

2. Dalam suatu diskusi tentang kedisiplinan siswa SMA, Toni Andhika dan Sefrio, sebagai

peserta menyampaikan uraiannya secara panjang lebar. Berikut ini adalah penggalannya.

Rangkumlah isi pokok uraian mereka secara singkat dalam dua tiga kalimat saja!

Toni : Kedisiplinan di sekolah kita masih kurang. Baik siswa maupun guru banyak yang

tidak displin. Banyak guru datang terlambat. Siswa pun demikian. Untuk mengatasi

hal itu, sekolah membuat peraturan tata tertib. Tata tertib dicetak dalam buku

kecil seperti buku tabungan bank. Sampulnya terkesan mewah, kertasnya bagus,

huruf-hurufnya mudah dibaca, ukurannya pun bagus sehingga mudah dimasukkan

saku baju. Lebih dari itu, semua siswa memperoleh satu-satu. Tentu saja sekolah

berharap agar setiap siswa memahami isinya dan mengamalkannya di lingkungan

sekolah. Itu harapan. Tapi, kata orang “bijak,” peraturan dibuat untuk dilanggar.

Nah, itulah tata tertib di sekolah ini.

Sefrio : Untuk menegakkan kedisiplinan, sekolah mengeluarkan tata tertib. Siapa yang

melanggar diberi sanksi. Sekali melakukan pelanggaran ringan, diberi poin satu.

Dua kali poin dua. Pelanggaran lebih berat diberi poin lebih besar. Pelanggaran

berat, seperti berantem dan ketahuan mencuri, diberi poin 100. Ini poin tertinggi.

Sanksi model ini memungkinkan kantong siswa cepat penuh. Bilamana

memperoleh 100, tamatlah riwayatnya. Tak usah tunggu ujian akhir, otomatis dia

dikeluarkan. Itu aturan.

Piawai Berbahasa Cakap Bersastra Indonesia SMA/MA Kelas XI (Program Bahasa)

92

E. Ada Apa dalam Bahasa Kita

Tujuan Pembelajaran:

Anda diharapkan dapat mengidentifikasi kata berawalan dan

berakhiran yang terdapat dalam teks.

Mengidentifikasi kata berawalan dan berakhiran

1. Mengenal kata berimbuhan

Melalui

pelajaran 2

kita mengenal proses pembentukan kata secara morfologis. Di

antaranya dengan afiksasi (pemberian imbuhan). Juga sudah kita ketahui bahwa imbuhan

pada awal kata disebut

awalan

(

prefiks

), di tengah kata

sisipan

(

infiks

), pada akhir kata

akhiran

(

sufiks

). Imbuhan yang melekat serentak pada awal dan akhir kata disebut

konfiks

.

Ada pula, beberapa imbuhan yang digabungkan dalam bentuk imbuhan gabung.

Kata berimbuhan dapat dikenal melalui analisis bentuk kata dan analisis maknanya.

Misalnya, bagaimana tahu bahwa

membudaya

berimbuhan? Pertama, menganalisis bentuk

membudaya

secara morfologis. Secara morfologis kata

membudaya

dapat dipisahkan

menjadi

mem

- dan

budaya

. Apakah kata

budaya

ada dalam bahasa kita? Karena

budaya

memang ada dalam bahasa Indonesia, dapat dipastikan

mem

- pada

membudaya

termasuk

imbuhan. Karena

mem

- terletak pada awal kata, imbuhan itu termasuk awalan (prefiks).

Kalau hasil analisis cara pertama diragukan, ada baiknya cara kedua dilakukan.

Misalnya, kata

perbuatan

termasuk kata berimbuhan atau bukan. Kalau termasuk kata

berimbuhan, apa imbuhannya? Mari kita analisis dengan cara pertama.

perbuatan = per +

buatan

= perbuat + an

= per-an + buat

Ketiga analisis itu dapat diterima, karena dalam bahasa kita terdapat bentuk

per

- ,

per-an

,

buat

, dan

buatan

. Dari analisis ini dapat dipastikan

perbutan

termasuk kata

berimbuhan. Kalau berimbuhan, apa imbuhannya? Untuk menentukannya, digunakan

analisis kedua.

perbuatan = per +

buatan

= hal

buatan (?)

= perbuat + an

= yang melakukan perbuat (?)

= per-an + buat = hal berbuat (!)

Dari maknanya, hanya kemungkinan ketigalah yang dapat diterima. Oleh karena itu,

kata

perbuatan

dibentuk dari kata

buat

dengan imbuhan

per-an

secara serentak. Imbuhan

yang ditambahkan secara serentak seperti ini disebut konfiks.

2. Imbuhan dan alomorfnya

Imbuhan dalam bahasa kita cukup banyak. Walaupun begitu ada beberapa imbuhan

yang realisasinya berubah dalam wujud alomorfnya (variannya). Lihat Tabel 7.1!

Tabel 7.1 Beberapa awalan, alomorf, dan contoh

Awalan

Alomorf

Contoh

meN-

1. me-

1. meN- + lihat

m

elihat

2. mem-

2. meN- + bawa

mem

bawa

Disiplin, Masih Wacanakah?

93

3. men-

3. meN- + dengar

m

endengar

4. meny-

4. meN- + cari

mencari

5. meng-

5. meN- + hela

menghela

6. menge-

6. meN- + las

m

engelas

peN-

1. pe-

1.

peN- + rasa

perasa

2. pem-

2. peN- + buru

pemburu

3. pen-

3.

peN- + dapat

pe

ndapat

4. peny-

4.

peN- + jelajah

penjelajah

5. peng-

5.

peN- + hambat

penghambat

6. penge-

6.

peN- + tik

pengetik

ber-

1. be-

1. ber- + kerja

bekerja

2. ber-

2. ber- + sama

bersama

3. bel-

3. ber- +

ajar

belajar

per-

1. pe-

1. per + rendah

perendah

2. per-

2. per + luas

perluas

3. pel-

3. per + ajar

pelajar

di-

di-

di- + cari

dicari

ter-

te-

ter- + rencana

terencana

ter-

ter- + tinggal

tertinggal

se-

se-

se- + lama

selama

ke-

ke-

ke- + hendak

kehendak

3. Fungsi dan arti imbuhan

Imbuhan biasanya memiliki fungsi dan arti. Fungsi imbuhan biasanya ditentukan

dengan membandingkan jenis kata sebelum berimbuhan dan sesudah berimbuhan. Kata

budaya,

misalnya

,

termasuk kata benda;

membudaya

termasuk kata kerja. Dengan begitu,

mem

- pada kata

membudaya

berfungsi sebagai pembentuk kata kerja (dari kata benda).

Arti imbuhan dapat ditetapkan dengan mengganti imbuhan dengan kata lain yang

searti. Misalnya:

membudaya = meN- +

budaya = menjadi

budaya;

jadi

meN-

berarti

menjadi

bekerja

= ber + kerja

= melakukan kerja;

jadi ber- berarti

melakukan

terpandai

= ter +

pandai

= paling pandai;

jadi

ter

- berarti

paling

Uji Kompetensi 7.5

1. Pada penggalan berikut terdapat beberapa kata yang berimbuhan. Di antaranya ada

yang hanya berawalan dan ada yang hanya berakhiran. Tentukanlah kata-kata mana

yang hanya berawalan dan mana yang hanya berakhiran!

Piawai Berbahasa Cakap Bersastra Indonesia SMA/MA Kelas XI (Program Bahasa)

94

○○○○○○○○○

Ketika seorang teman yang sudah lama bermukim di luar negeri bertanya, betulkah

kita masih bisa disebut sebagai bangsa yang sopan lagi santun, saya terperangah.

Tersenyum kepada orang asing dan membungkuk-bungkukkan badan di hadapan atasan,

kita ahlinya. Juga pada setiap hari raya, yang muda datang dan cium tangan anggota

keluarganya yang lebih tua. Tetapi, silakan datang ke kota saya, yang belum

semetropolis Jakarta. Naiklah angkot. Hitung berapa kali penumpang atau sang sopir

menerima atau menyerahkan uang dengan tangan kiri. Atau jika apes, ketika sepi

penumpang, hitung berapa kali sang sopir menggerutu lantaran sepi penumpang!

2. Lengkapilah kata yang tercetak miring dalam kutipan berikut dengan awalan yang sesuai!

Di banyak kota-kota di negara lain, penggunaan nomor cantik banyak pula

ditemukan. Bahkan, (1)

milik

mobil dapat menggunakan nama pribadinya untuk nomor

polisi kendaraannya sebagai nomor cantik. (2)

Tinju

Oscar de Lahoya, misalnya,

menggunakan (3)

Lahoya

untuk nomor polisi mobilnya.

Tentunya untuk mendapatkan nomor cantik

beda

dengan mendapatkan nomor

kebanyakan. Ada tarif khusus yang harus (4)

bayar

pemiliknya kepada (5)

perintah

setempat. Untuk mendapatkannya ada yang dengan sistem mengikuti lelang (6)

buka

.

Ada pula yang (7)

beli

dengan harga tinggi. Namun, setiap tahun pemiliknya (8)

pungut

pajak yang cukup tinggi. Intinya, semua dilakukan (9)

cara

transparan dan dana

penjualannya pun digunakan untuk (10)

bangun

fasilitas perkotaan.

3. Jelaskanlah fungsi dan arti awalan pada kata yang tercetak miring dalam kalimat berikut!

a. Kegiatan

belajar

mengajar dimulai pukul 07.00 dan diakhiri pukul 14.00.

b. Supaya tidak terlambat, pagi-pagi benar mereka

berangkat

ke sekolah.

c. Mereka sudah harus

berada

di sekolah sebelum pukul 07.00.

d. Yang datang

terlambat

hampir tidak ada.

e. Salah satu faktor yang menjadi

penyebab

keterlambatan adalah kesadaran datang

tepat waktu.

Rangkuman

1. Dalam diskusi sejumlah orang, di bawah pimpinan seseorang, memecahkan masalah

yang menjadi kepentingan mereka bersama. Sebelum diskusi dimulai, peserta

biasanya sudah menyiapkan materi yang akan dibahas. Begitu berlangsung, semua

pelaku diskusi adalah pembicara sekaligus pendengar. Mereka harus menyampaikan

sekaligus mendengarkan uraian pembicara lain secara terbuka, jujur, dan objektif.

Sebelum ditutup, biasanya moderator menyampaikan rangkuman seluruh isi

pembicaraan.

2. Banyak penelitian dilakukan. Pelakunya banyak dan beragam. Begitu pula jenis,

tujuan, objek, dan metodenya. Penelitian biasanya dirancang dengan menentukan

tujuan, objek, waktu, tempat, metode, alat, bahan, dan perkiraan hasilnya

Disiplin, Masih Wacanakah?

95

○○○○○○○○○○○○○○○○○○○○○

3. Membaca cepat tidak hanya cepat melahap bacaan, tetapi juga cepat memahami

isinya. Untuk itu, bacalah dalam hati. Gerakkan mata dari atas ke bawah. Biasakan

membaca kelompok kata. Jika ada kata yang belum diketahui artinya, lewati saja.

Kalau terpaksa berhenti sejenak, berhentilah pada akhir bab. Membaca cepat jangan

dilakukan dengan menggerakkan bibir, jangan bersuara, dan jangan mengulang kata

atau kalimat yang telah dibaca.

4. Meringkas artikel berarti menyusun paparan ulang sebauh gagasan. Ringkasan tidak

boleh tercampur komentar atau pendapat. Urutan, isi, dan sudut pandang penulis

asli dipertahankan. Begitu pula proporsinya.

5. Melalui analisis bentuk dan analisis makna, imbuhan memiliki fungsi dan arti. Bila

dibubuhkan pada kata dalam kondisi tertentu, adakalanya imbuhan mengalami

perubahan bentuk.

Evaluasi

1. Rangkumlah informasi dari berbagai sumber dalam suatu diskusi.

Pembicara 1 : Peran setiap siswa sangat besar dalam menciptakan keamanan sekolah

dari memarkir sepeda sampai menjaga barang-barang inventaris sekolah.

Pembicara 2 : Pencurian di sekolah agaknya dilakukan oleh warga sekolah sendiri meski

tidak tertutup kemungkinan pelakunya berasal dari luar sekolah.

Pembicara 3 : Masing-masing siswa wajib menjaga milik sendiri dan milik sekolah.

2. Tentukan inti sari penggalan berikut!

Kartu kuning dan merah menjadi senjata ampuh bagi wasit di lapangan sepak bola. Dengan

kartu itu wasit dapat menghukum pemain yang melakukan pelanggaran pada saat

pertandingan berlangsung. Tidak berarti protes tidak ada bila wasit dinilai keliru

mengeluarkan kartu. Walaupun begitu, protes apa pun, selama pertandingan berlangsung,

keputusan wasit tidak dapat diubah.

3. Ringkaslah penggalan artikel berikut dalam dua sampai tiga kalimat saja!

Dalam partai perempat final Piala Dunia 1966 di Inggris, tuan rumah Inggris

lawan Argentina. Pertandingan berlangsung seru, keras, menjurus kasar. Suatu

ketika kapten Tango, Ratin, melakukan pelanggaran berat. Kreitlein, wasit asal

Jerman, mengusir Ratin keluar lapangan. Tapi, perintahnya tidak digubris.

Pertandingan terhenti sebab Ratin masih berada di tengah lapangan. Ketika itu

Ken Aston, pengawas pertandingan, turun ke lapangan. Dengan bahasa Spanyol

Aston membujuk Ratin keluar lapangan agar pertandingan dapat dilanjutkan. Usaha

Aston tidak sia-sia. Ratin keluar lapangan.

Piawai Berbahasa Cakap Bersastra Indonesia SMA/MA Kelas XI (Program Bahasa)

96

4. Lengkapilah kata yang tercetak miring dalam teks berikut dengan awalan yang sesuai!

Dalam perjalanan pulang Aston

putar

otak mengapa Ratin tidak menggubris

perintah wasit. Apakah Ratin tidak tahu aturan? Atau, Ratin tidak mengerti arti

kata-kata yang diucapkan wasit. Sedang asyik-asyiknya memikirkan kasus Ratin,

ia kaget

tengah

mati. Lampu merah

nyala

. Spontan ia menghentikan mobilnya. Ia

melihat lampu merah, kuning, dan hijau. “Ini dia solusinya,” barangkali begitu gumam

Aston. Dari lampu itulah ia

inspirasi

menciptakan kartu kuning sebagai peringatan

bagi pelanggaran yang tidak terlalu berat dan kartu merah untuk

usir

pemain keluar

lapangan karena melakukan pelanggaran berat.

5. Jelaskan arti awalan yang terdapat pada kata yang tercetak dengan huruf miring dalam

kalimat berikut!

a.

Seorang

pemain sepak bola melakukan pelanggaran berat.

b. Tanpa ampun wasit yang

memimpin

pertandingan mengusir pemain itu keluar lapangan.

c. Namun, pemain yang satu ini tetap

berada

di tengah lapangan dengan santainya.

d. Suasana menjadi tegang, pertandingan pun

terhenti

sejenak.

e. Mengapa peristiwa itu terjadi? Bagaimana tahu perintah wasit kalau

pemain

itu tidak

tahu bahasa yang digunakan wasit.

Refleksi

Tanyakan kepada guru Anda masing-masing, berapa skor yang Anda peroleh dari jawaban

Anda atas soal evaluasi di atas! Cocokkan dengan tabel berikut untuk mengetahui tingkat

keberhasilan Anda dalam mempelajari materi pada pelajaran ini.

Tabel Penguasaan Materi

Skor

Tingkat Penguasaan Materi

85 – 100

Baik sekali

70 – 84

Baik

60 – 69

Cukup

< 60

Kurang

Apabila tingkat penguasaan Anda mencapai skor 70 ke atas, Anda tergolong siswa yang

berhasil. Akan tetapi, kalau skor yang Anda peroleh di bawah 70, Anda harus mengulangi

pelajaran ini, terutama bagian materi yang belum Anda kuasai.